Dari berbagai literaratur Arab, Barus lebih dikenal dengan sebutan Fansur. Pemakaian nama Fansur diberikan karena di Barus banyak ditemukan Pancur atau Pancuran untuk mandi yang dalam bahasa Batak disebut Pansur. Lalu dimanakah Pansur yang dimaksud itu?
Apabila melihat lokasi peninggalan bersejarah di Barus, seperti Tuan Diatas, Tuan Mahligai, Tuan Batu Badan, Tuan Ambar, Tuan Gunung (Palinsir), dll. ditengahnya ada sebuah pancuran yang sangat terkenal hingga saat ini, yaitu Pansur Pananggahan yang berlokasi persis di bawah Bukit Papan Tinggi.
Apabila kita berkunjung atau ziarah ke Tuan Diatas (Tompat) maka akan terlebih dahulu melewati pancuran tersebut. Dengan airnya yang jernih dan sejuk. Setelah turun dari Bukit Papan Tinggi pansur sangat berarti dan penting, untuk memberi kesegaran dan melepas dahaga karena air pansur dapat diminum langsung.
Mata air pansur berasal dari bawah sebuah batu besar kira-kira 100 meter di bawah Makam Papan Tinggi. Mengalir seperti sebuah sungai kecil hingga ke pancuran, Pansur Pananggahan karena terletak di Desa Pananggahan.
Fancur atau pansur tersebut sampai saat ini masih terawat baik. Konon menurut cerita dari orang-orang tua dulu, bahwa Aulia dari Makam Papan Tinggi senaniasa menjaga pansur tersebut dan Raja Batak Sisingamangaraja yang terkenal karena kesaktiannya pernah singgah disana sehingga mandi di pansur tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan air dari pancuran tersebut dapat diminum tanpa dimasak.
No comments:
Post a Comment