Kerukunan Persaudaraan
Oleh : Saortua Marbun
Sungguh,
alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan
rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke
janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun
gunung Hermonyang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN
memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.(Maz 133)
Benih-benih
persaudaraan masih terus tumbuh di negeri ini, sebagai contoh: Sebuah hotel di
kota Makassar menyediakan dua buah kitab suci — dari dua agama yang berbeda —
diletakkan berdekatan, sebelah menyebelah di atas sebuah meja persis di sebelah
ranjang, di dalam setiap kamar. Pengelola hotel memberikan perlakuan dan ruang
yang setara bagi kedua kitab suci tersebut. Para tamu diberi kemudahan untuk
membaca kitab suci. Gagasannya unik dan patut dijadikan alternatif untuk
membina kebersamaan.
Benih
ketiga, Puja Mandala di Bali. Puja Mandala adalah sebuah gagasan luhur yang
menjadi kenyataan. Lima tempat ibadah yaitu Pura, Mesjid, Gereja Protestan,
Gereja Katolik dan Vihara bersanding di area yang sama. Ini bukanlah mimpi,
namun demikian masih tetap ada impian akan lahirnya “Puja Mandala 2, 3” dan
seterusnya di dalam rumah persaudaraan dan kerukunan.
Kerukunan
menjadi sangat indah karena Tuhan juga menginginkannya dan menempatkan manusia
di dalam persaudaraan, sebagai keluarga global, nasional. Pemazmur
menggambarkan keindahan persekutuan ini seperti acara pelantikan Harun. Harun
diminyaki sebagai pertanda pemberian jabatan imam. Minyak urapan itu memberi
kewenangan kepada Harun untuk menjadi pengantara umat Israel dengan Allah.
Pelayanan keimaman Harun mempersatukan umat Tuhan. Keindahan ini dilukiskan
seperti embun yang turun dari gunung Hermon ke Sion, dari wilayah utara menuju
wilayah selatan. Kedua wilayah ini sebelumnya pernah terpisah saat kerajaan
Israel terpecah. Kerukunan dan kebersamaan membawa kesejukan dan harapan menuju
keutuhan. Tuhan memberkati dan menjamin kehidupan bagi umat yang hidup dalam
persaudaraan.
Kerinduan
Yesus agar umat-Nya bersatu senada dengan kerinduan pemazmur. Sama seperti
Kristus dan Bapa adalah satu, demikian pula seharusnya seluruh umat(Yoh.17:21).
Oleh karena itu, “Hendaklah Saudara-saudara saling mengasihi satu sama lain
dengan mesra seperti orang-orang yang bersaudara dalam satu keluarga, dan
hendaknya kalian saling mendahului memberi hormat.”(Rom 12:10 BIS) Demi
persaudaraan dan kekeluargaan Indonesia yang rukun. Amin.(*)
No comments:
Post a Comment