BARUS SEHARUSNYA JADI CAGAR BUDAYA

15 December 2011

Prof. Dr. Meutia Hatta Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) RI Kunjungi Barus

PUTRA BARUS - Pada hari Jumat, 18 November 2011 Prof. Dr. Meutia Hatta, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) RI bidang Pendidikan dan Kebudayaan beserta Bapak Sri Edi Swasono melakukan kunjungan kerja ke Barus.

Prof. Dr. Meutia Hatta memberikan amanat
Kunjungan ini dalam rangka menggali dan mengenal aset-aset budaya dan sejarah yang ada di Barus sekaligus melaksanakan pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh adat dan agama juga para peminat sejarah Islam dan budaya di Barus. Pertemuan  diadakan di pantai Kade Tigo Desa Kedai Gedang. Disini rombongan Watimpres disambut oleh masyarakat Barus,
Salah seorang tokoh Agama Drs H Habibuddin Pasaribu dalam kata sambutannya menyampaikan terima kasih atas perhatian Prof. Dr. Meutia Hatta datang ke Barus dan berminat untuk lebih mengetahui sejarah Kota Tua Barus yang bertuah. Kata Habibuddin Pasaribu setiap pejabat, pengusaha dan masyarakat umum yang datang ke Barus pastilah terkesan dan mengenang cerita, budaya,  sejarah Islam di Barus sepanjang perjalanan hidup. Dengan kunjungan ini harap Habibuddin,  potensi dan segala sesuatu yang bisa digali dan dikembangkan dapat terwujud dengan baik, nantinya.

Diacara yang sama puteri almarhum proklamator Indonesia Bung Hatta yang datang bersama suami ini menyampaikan kesan dan pesan kedatangannya ke Barus. Beliau merasa puas dan sangat menikmati masakan Barus yang di sajikan seperti gule Pari dan Kapeh-kapeh. ”Saya baru pertama kali makan ikan Pari, ternyata  tulangnya juga bisa dimakan. Tak lupa Meutia menyampaikan kegembiraannya hari itu, karena bertepatan ulang tahun pernikahan ayah bundanya,” kesan Meutia.


Dikatakan Meutia Hatta, adapun tujuan kunjungan ini dilaksanakan yaitu untuk menghimpun berbagai masukan melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan untuk dijadikan sebagai laporan kepada presiden dalam konteks pembangunan dan pendidikan karakter bangsa.
Prof. Dr. Meutia Hatta, Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang, SH. MH dan Bapak Sri Edi Swasono saat pertemuan dengan masyarakat nelayan di Desa Kade Tigo



Prof. Dr. Meutia Hatta Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang, SH. MH. Wakil Bupati Tapanuli Tengah foto bersama di depan Sumur Nomensen


Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang, SH. MH. memberikan penjelasan kepada Prof. Dr. Meutia Hatta tentang Makam Mahligai saat mengunjungi makam tersebut

Prof. Dr. Meutia Hatta yang gemar fotografi mangambil foto salah satu batu nisan bersejarah di komplek Makam Mahligai

Prof. Dr. Meutia Hatta didampingi Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang, SH. MH. saat turun dari komplek Makam Papan Tinggi
Menjelang kepulangan rombongan Wantimpres menyaksikan sulaman tradisional yang dibuat oleh ibu-ibu, puteri Barus. Sulaman ini mempunyai nilai seni dan budaya yang perlu mendapat perhatian dari Wantimpres dan Bupati Tapteng.
Camat Barus, Syapwan Pohan SE menjelaskan bahwa sulaman ini berasal dari Desa Kampung Mudik. Ini dipakai saat pesta budaya pesisir seperti, acara pernikahan, penyambutan pemimpin.
”Kita akan bina penyulam tradisional ini, bagaimana agar bisa dapat tambahan modal dan cara pemasarannya. Dengan telah disaksikan oleh Wantimpres, barangkali bisa menjadi perhatian khusus nantinya,” jelas Camat Barus ini.

Sumber: www.tombakn.blogspot.com; www.metrosiantar.com

No comments:

Post a Comment